Namun video tersebut diatur hanya sekali lihat sehingga tak bisa diteruskan. “Nda bisa kak (keluar), kalau keluar selesaika,” tulis Abay menjawab pesan media pada pukul 22.05 Wita.
Pukul 22.30 Wita, Whatsapp Abay terpantau tak lagi aktif. Berberapa rekan sempat menghubungi namun tak ada respon. Di grup Whatsapp lainnya bersama staf DPRD, Abay juga mengirim video yang sama. Ia memberi sinyal sedang darurat dan membutuhkan bantuan.
Ia juga mengirim pesan berikut: “Bismillah Mohon maaf kalau ada salahku semua. Sehat sehatki nah dikepung Nda bisa apa-apa Nda bisaa Mohon doata Kasihan”. Sekira pukul 01.16 Wita, Sabtu (30/8/2025) dini hari, kabar Abay tewas sudah beredar. Perjuangan Abay bertahan hidup selesai.

Abay dievakuasi BPBD dan petugas lainnya dalam kondisi tak bernyawa. Tubuhnya sudah terbungkus kantong mayat berwarna oranye saat dievakuasi keluar. Ternyata Abay tak sendiri, ia tewas bersama salah satu staf perempuan DPRD Makassar, Sarinawati (26).
Tim medis kemudian membawa kedua jenazah ke RS Bhayangkara, lalu dipulangkan ke rumah duka masing-masing. (MD).